“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”
(Al Furqan 25:53)
Pada suatu hari, ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba dia menemui beberapa kumpulan mata air tawar yang segar dan sangat sedap rasanya kerana tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Dia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinasi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun dia masih belum menemui jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.
Sehingga suatu hari dia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian dia menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al-Quran tentang bertemunya dua lautan (Surah Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering dikaitkan dengan Terusan Suez . Ayat itu berbunyi,
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَان
Maksudnya: Dia biarkan dua lautan bertemu.
(Al-Rahman 55:19)
بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ
Maksudnya: Di antara keduanya ada sempadan yang tidak boleh ditembus.
(Al-Rahman 55:20)
Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tidak bercampur airnya ditafsirkan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut. Namun tafsiran itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Al-Rahman ayat 22 yang berbunyi,
يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ
Maksudnya: Keluar dari keduanya mutiara dan ma
rjan.
(Al-Rahman 55: 22)
Padahal tiada mutiara yang dihasilkan di muara sungai.
Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al-Quran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Quran ini mustahil disusun oleh Muhammad yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman yang mana belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera. Berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam benar-benar suatu mukjizat. Akhirnya terbukti pada abad 20, Mr. Costeau berkata bahawa Al Quran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya adalah benar belaka. Justeru itu, dia lalu memeluk Islam.
Allahu Akbar…! Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan. Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim.
Rasulullah s.a.w. berkata, “Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air”. Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. berkata, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”
Jika anda seorang penyelam, maka anda harus mengunjungi Cenote Angelita , Mexico . Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan daun daunan.
Setengah pengkaji mengatakan, ia bukanlah sungai biasa, ia adalah lapisan hidrogen sulfida, nampak seperti sungai… luar biasa bukan? Lihatlah betapa hebatnya ciptaan Allah SWT.
dan dibawah ini saya sertakan video nya sekali..
No comments:
Post a Comment